Gendhuk sudah dua hari tak main ke luar. Siang sepulang sekolah setelah berganti baju dan nyemil snack di meja makan atau kulkas, dia kembali masuk ke kamarnya yang berukuran 2x3 meter. Baru keluar saat tiba waktu untuk bersiap pergi mengaji. Aneh. Tak seperti biasanya.
Kali ini simbok tidak mau kebobolan lagi. Lima belas menit sebelum gendhuk pulang, simbok sudah menantinya di ruang tengah.
"Assalamu'alaikum," teriak gendhuk masih dengan baterai stereo power full.
"Wa'alaikumussalam, Ndhuk," menjulurkan tangan kanan agar dicium anak gadisnya.
"Tumben, Mbok?" Gendhuk melepas sepatu sambik duduk menjajari simbok. "Biasanya jam segini, simbok tiduran sama Al di kamar."
"Sengaja."
"Sengaja? Nunggu Ndhuk?" kembali gendhuk merebahkan tubuh di kursi ketika wajah simbok terlihat serius.
Simbok menganggukkan kepala. Ditepuknya bantalan kursi di samping kanannya. Menyuruh gendhuk mendekat. Gendhuk yang masih penuh tanda tanya menurut saja. Melangkah menuju kursi yang ditunjuk. Debaran jantung gendhuk seakan terdengar dari jarak semeter. Gendhuk paham betul, jika simbok sudah mendudukkan berarti ada yang ingin dibicarakan secara serius. Tapi apa?
Simbok berdeham, "Ndhuk punya mainan baru?"
"Mainan baru?" gendhuk mengeryit tak mengerti.
""Iya, mainan baru." Simbok manatap gendhuk tajam, seakan menyelidik kebanaran jawaban gendhuk.
"Gak punya. Memang ada apa, Mbok?"
"Terus dua hari ini ngumpet di kamar terus ngapain?"
"Ngumpet? Di kamar? Apa to maksud, Mbok ini?" gendhuk menggaruk kepala yang tertutup jilbab dan tidak gatal. Bingung.
"Dua hari, Ndhuk gak main keluar setiap pulang sekolah. Malah asyik di kamar dan gak keluar-keluar. Ngapain?"
"Oh," gendhuk bangkit dari duduk dan meninggalkan simbok sendirian.
Dua menit kemudian grndhuk sudah berganti baju dan meletakkan tumpukan kertas tebal di meja depan simbok.
"Jangan salah paham dulu ya, Mbok. Ndhuk diam di kamar bukan mainan tapi baca buku ini. Muslim Kepo Komik Pengetahuan. Seri Nabi Adam, manusia raksasa & Dinosaurus. Penerbit Falcon Publishing, Mbok. Butuh waktu dua Hari menyelesaikan bacanya, Mbok. Tebalnya 154 lembar." Gendhuk menarik nafas lega ternyata hal ini yang membuat simbok serius begitu.
"Buku ini membahas tentang proses penciptaan manusia pertama di muka bumi ini oleh Allah (Tuhan) yaitu Adam, tentang beragam jenis tanah yang digunakan sebagai komponen penyusun tubuhnya. Seperti tanah Baitul Muqadas untuk menciptakan kepala yang berfungsi sebagai kemuliaan dan tempat berpikir, tanah bukit Tursina di Mesir untuk menciptakan telinga, tanah Aden di Yaman untuk menciptakan muka yang berfungsi sebagai tempat berhias. Serta tanah-tanah yang lain. Bagaimana proses peniupan ruh yang dipaksakan juga dibahas dalam buku ini, Mbok." Simbok mengangguk-angguk tanda menyimak penjelasan gendhuk.
"Mbok tahu tidak, berapa tinggi tubuhnya Adam?" gendhuk melirik simbok yang nampak antusias mendengarkan.
"Dalam buku ini dijelaskan bahwa tinggi Adam itu 30 meter. Wah tidak bisa membayangkan tinggi manusia sampai 30 meter. Raksasa mungkin ya?"
"Wah, sepertinya seru isi buku Muslim Kepo ini," binar mata simbok.
"Sangat, Mbok. Ndhuk suka. Apalagi dibahas juga tentang manusia raksasa dan keberadaan dinosaurus. Keren pokoknya, Mbok."
"Simbok jadi penasaran, Ndhuk. Boleh pinjam?"
"Bolehlah, Mbok. Biar simbok gak mainan gawai mulu. Biar update dan keren, tahu semuanya" sahut gendhuk.