"Bu, itu si Panji ngrempon saya," adu Deva dengan nafas ngos-ngosan setelah berlari menghindari kejaran Panji. Berusaha sembunyi di balik punggung Ratna, jemarinya mencengkeran erat pangkal lengan gurunya mengisyaratkan ketakutan yang tak biasa.

"Panji, sudah. Jangan main kejar-kejaran dengan anak perempuan."
"Ehm...gak, Bu. Deva yang duluan mulai," bela anak lelaki itu tak mau kalah. Tangan kekarnya menunjuk Deva yang menjulurkan lidah mengejek.

Panji. Murid kelas 6 yang ditakuti teman sekelas maupun adik tingkat. Selain terkenal suka buat onar, usianya memang bukan lagi masuk kategori anak-anak karena sudah 3 kali tinggal kelas. Tubuh kekar melengkapi kesan 'preman' penampilannya.

"Sudah, Panji. Jangan ganggu Deva lagi. Sana main dengan teman laki-laki." Panji pergi meninggalkan guru ekstranya dan Deva dengan mengepalkan tangan pertanda geram sekaligus  mengancam.

"Bu, saya takut. Pulang saja ya?" rengek murid yang menjadi idola di SD Tanjung ini. Selain wajahnya yang cantik, otak Deva memang di atas rata-rata. Sering mewakili sekolah saat ada lomba akademik.

"Lho, yo gak bisa to Nduk. Ayo upacara pembukaan dulu," intruksi Ratna sambil membunyikan peluit tanda harus segera berbaris untuk upacara pembukaan latihan Pramuka. Kegiatan ekstrakurikuler di luar jam pelajaran yang dilaksanakan setiap hari Jumat mulai pukul 14.30 selama 90 menit. Tak dihiraukannya lagi rengekan Deva. Ratna pun mulai mengatur barisan kemudian dilanjut memberikan materi. 

Satu jam sudah materi pembuatan drugbar. Tandu yang terbuat dari dua tongkat serta tali lawe dengan menggunakan simpul jangkar dan pangkal untuk merakitnya dipraktekkan.
"Sudah selesai, Dik?"
"Belum, Kak!" spontan mereka menjawab karena drugbar yang dibuat memang baru setengah 
jadi.
"Baik, ditambah 10 menit lagi. Regu yang  menyelesaikan terlebih dahulu dan tepat waktu akan dapat hadiah dari Kakak. Ayo semangat!" intruksi Ratna sambil terus berkeliling melihat cara kerja muridnya.

"Baiklah, selamat untuk regu Rajawali sudah menyelesaikan drugbarnya dengan ontime dan rapi. Untuk regu lainnya, selamat kalian juga luar biasa sudah bisa membuat tandu" sambut Ratna setelah mengalungkan rentengan snack bungkusan kepada Panji ketua regu Rajawali sang pemenang.
"Kita tutup latihan kali ini seperti biasa, saling berjabat tangan sambil menyanyikan sayonara. Ingat, langsung pulang jangan mampir mainan lagi."

Satu per satu mereka menjabat tangan Ratna selaku kakak pembina kemudian membubarkan diri.

"Tolong...! Bu Ratna tolong...!" suara teriakan mengagetkan perempuan lajang yang baru satu semester mengabdi sebagai guru honorer sekaligus ditunjuk melatih Pramuka ini. 

Disandarkannya sepeda motor dan mencari sumber teriakan. Setelah yakin suara berasal dari arah toilet siswa, ia pun berlari ke sana.

"Hai, apa yang kalian lakukan?!" matanya melotot melihat kejadian yang terpampang di hadapannya. Amarahnya langsung memuncak.


(bersambung)