Berbondong menggulung
Berarak menelungkup
Deru mendengung
Kian mengelabu
Jedar menggelegar
Kilap merelap
Tumpah meruah
Keruntangpukang
Berhamburan
Bubar buyar
Tunggang langgang
Jumpalitan
Bahtera kini nyata
Upaya tiada dusta
Bagi nyawa meng-Esa
Percaya tanpa tanya
Tidak bagi dia
Insan penuh cela
Karam tanpa sisa
Karena hujan, binasa
***
(Ditulis untuk memenuhi tantangan, semoga masuk kriteria. Sangat menanti tumpahan ilmu puisinya dari sahabat Mei, boleh banget 'puisi' ini dibedah sehingga pantas disebut puisi yang layak)
12 Comments
Diksinya sudah lumayan mbak, tapi untuk membedah saya juga bukan ahlinya ��
BalasHapusSudah bisa nangkap maksudnya?
HapusGa bs komen jg, krn aq jg paling ga bs bikin puisi😀
BalasHapusToss, wkkwk
HapusBagus kok mbak kalo menurutku
BalasHapusJangan tinggi2 nyanjungnya, aku padamu kalau puisi
Hapus😂 g kuat nahan pas ktemu"jumpalitan" ...
BalasHapusMaaf 🙇
Wkwkwk... Apa ya yang pas?
HapusIni kok abstrak banget ya... Sampe kesulitan komen aku 😁😁
BalasHapusSuhu, angkat aku jadi murid kelas puisimu.
HapusApa ya kira2 yang seabstrak ini?
Baguuus ... Aku belum untuk puisi 😭👍👍😊
BalasHapusDilihat dari sedotan tak?
HapusPosting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke dwiresti.com. Mohon tinggalkan komentar yang membangun dan tidak berbau SARA.